Jumat, 24 Juni 2011

Hati & Tuhan


Kesedihan tertanam menyumbat sisa nafas hatiku
Tiap kali akal manatap jalan hidupku
Kelalaian menyia-nyiakan usiaku tiada guna
Aku larut tak picingkan mata kala malam menggulita

Malangnya diriku... dan celakalah iblis
Berapa banyak ia sodorkan pada jiwaku rayuan dan godaan
Celakalah iblis... hampir saja ia mencelakakan aku
Namun Rabbku menghinakannya hingga ia kecewa

Bila hamba berlindung kepada Allah
Niscaya Dia menyelamatkan
Sehingga setan meninggalkannya dan berduka
Kegemaran dalam jiwaku menyeru diriku

Bangkitlah, hampir saja engkau terperangkap
Engkau merdeka selagi hanya menjadi hamba Allah
Maka tetaplah memohon kepada-Nya dan teguhlah
Luruskan pikiran, dan bangkitlah giat
Melakukan perbuatan yang membuahkan
Tuk hari esok, serta jangan berputus asa

Tujuan agar aku tekun melanjutkan
Usahaku bukan untuk makan atau pakaian
Kujual diri kepada Penciptaku dalam keadaan jelas, sadar,
lagi suka rela

Dan aku tak akan lepas.

Berkata-kata & Berdiam


Menelaah ilmu berjalan
luluh lemah dalam diri
mempesona akan tabiat

salam sapanya lembut
dalam samudra keilmuannya
pandangannya sayu berhikmah
diamnya dzikir, lisannya hikmah

Agung petunjuk-Nya akan ia
aneh diawal, kagum dikenal
jayalah engkau, penghuni surga
perjuangan & sapamu luluhkan hati
menafsirkan diri yang dalam
tak sampai kedasar, Engkau lah

Agung ciptaan-Mu
malu melihat kembali,,,
mampukah aku...?

Jumat, 17 Juni 2011

Ketika Cinta Berbalas (KCBnya ON.COM voice)


Saya masih ingat ada seorang sahabat yang menulis artikel dengan judul "Cinta tak terbalas". Ya, jika udah bicara tentang "CINTA", tidak akan pernah ada kata akhirnya, karena CINTA adalah anugerah yang indah sekaligus bikin gelisah.

Cinta tak/belum terbalas mungkin menyakitkan .. bikin penasaran … sekaligus berbunga angan-angan, "andaikan dia mau sama aku..", "apa dia tahu perasaanku ya ?". Mau tidak mau, kita dipaksa untuk mengakui dengan jujur…. , tiap hari pertanyaan serupa itu selalu muncul berganti-ganti.

Bila si dia menunjukkan respon ke arah "sana", hati kita langsung "kling-kling" bersinar cemerlang, serasa hanya kita yang diperhatikan .. "o, ternyata benar .. dia juga punya perasaan sama", "tuh, hanya aku yang dapat perhatian seperti itu…bla bla..bla ". Lagi, kalau si dia yang bikin kita kebat-kebit cuek dalam satu hari, hati tanpa dikomando bilang "tuh, aku mah ge-er aja… ", "ah, ternyata dia nggak suka ma aku". Lingkaran ini akan selalu berputar tak berkesudahan bila kita tidak bertanya langsung kepada si dia (karena takut resikonya ditolak).

saya setuju sekali dengan pendapat sang ukthi, betapa naifnya hanya karena cinta pada satu orang, kita melupakan cinta dari orang-orang yang telah memberikan cinta sejatinya dari orang tua, saudara, sahabat, guru-guru, terutama Allah..

Nah, sekarang bagaimana kalau CINTA BERBALAS? Apakah memang seperti gambaran orang-orang yang patah hati karena cinta mereka bertepuk sebelah tangan? Cinta yang berbalas itu indah dan membahagiakan kah?

Cinta. Anugerah terindah itu pasti akan pernah mampir kepada manusia, makhluk ciptaan-Nya yang dilengkapi akal dan perasaan. Kita juga tidak pernah berencana untuk mencintai seseorang. Cinta itu datang tak terduga, mengalir begitu saja dan paling parah.. sukar untuk menghentikannya.! Di saat, virus merah jambu itu datang pada kita… dan bluss !! ternyata… CINTA ITU BERBALAS! Benar-benar indahkah? Membahagiakan kah?

Ternyata dari beberapa hasil survey, didapat kesimpulan "Cinta yang berbalas juga tidak selamanya sesuai harapan". ILMU, yang dilengkapi oleh kejujuran hati nurani yang dititipkan oleh SANG PEMILIK CINTA membuat kita gelisah : takut zina hati sekaligus menikmati gejolak perasaan yang bervariasi.

Hari-hari dipenuhi keraguan.. di saat kita gembira bertemu dengan "dia", di saat itu pula rasa "takut" hadir, di saat kita merindukannya, di saat itu pula kita merasa malu karena kita jarang mengingat pemiliknya, Ar-Rahman. Pergulatan batin akan jadi sangat melelahkan jika kita tidak berusaha untuk "mempertahankan" diri sekuatnya.

Okelah, bagi yang sudah punya kemampuan dan keinginan untuk menikah dalam restu orang tua, mereka punya solusi : SEGERA MENIKAH! Berbahagialah bagi sahabat-sahabat yang berada dalam atmosfir seperti ini.

Nah, bagi yang belum punya kemampuan? atau yang jatuh cinta pada yang nggak seakidah, atau yang belum direstui orang tua untuk segera menikah, atau lagi, yang jatuh cinta pada tunangan, suami atau isteri orang lain? Wah.. wah.. ini nih UJIAN BERAT!, bukan berarti Allah nggak sayang sama kita, memberi anugerah sekaligus cobaan, tapi justru kita adalah orang-orang yang terpilih untuk membuktikan kesungguhan cinta kepada-Nya. Lalu? Haruskah kita hanyut dan terlena dengan cinta yang sesaat ini?

Ayo sobat ! Cinta sesungguhnya terbingkai dalam mahligai pernikahan. Dalam bingkai itulah kita benar-benar berhak mengekspresikan seluruh perasaan cinta yang ada… untuk meraih cinta-Nya yang Agung. Lamar atau minta dilamar, hanya itu pilihan.

Jangan terjebak CINTA SEMU !! Jika nama "dia" hadir tanpa diundang, segera ganti dengan istighfar dan sibukkan diri dengan aktifitas yang membutuhkan konsentrasi. Berhati-hatilah dengan hati yang melambung tinggi karena akan sangat sakit bila terhempas.

Tulisan ini hanya sekedar wacana untuk sama-sama jadi renungan. Mudah-mudahan kita bisa menikmati CINTA yang dianugerahkan-Nya dengan rasa syukur yang dalam, membuat kita makin mencintai-Nya dalam setiap hembusan nafas, berusaha mempertahankan zikrullah agar tidak berganti dengan nama si "dia".

Mari nikmati CINTA hanya untuk mengharap balasan cinta dari Sang Pemilik Cinta, karena hanya Dia yang tidak pernah mengecewakan kita.

Sekedar Dikagumi .....


Ukir kembali sejarah silam
zaman keasingan insan
dalam mencari hiasan

bertitah pada nota jemari
berdebu berhembus angin
terulang kembali kisah silam
 
bertatap tak tersapa, malu
dunia baru mengharu biru
 
bertutur sapa tersapa
satu titik, terpusat oleh mata
hati perasa berkiaskan asa
 
terpikir sebuah harapan
berlalunya waktu, pelangi terjawab
gerimis mengundang, basah
 
beranjak dalam do'a,dimana insan?

Kamis, 16 Juni 2011

Selimut Putih Nan Tipis


Dinginnya malam, bekukan kulit
putih tak berdaya, berlalu sapa
terperanjak dalam keheningan
meratapi siapa sang jiwa diri
hangat dalam belaianNya, 
Kain putih
tetap beku, bertegur sapa tanpa nada
tertinggal bak karang di samudera
terasa asin, banyu biru sang laut
terhampar pemandangan biru langit
sadar, pilihan jalan murni keinsyafan
hati dalam berkata,
Lisan membisu
mohon ampun hanya pada-Mu

Selasa, 14 Juni 2011

Siapkah Menghadapi Kehilangan ?


Bila kita siap MENDAPATKAN, sudahkan kita juga siap untuk KEHILANGAN ?

Memang, ada beragam cara menyikapi kehilangan. Dari mulai marah-marah, menangis, protes pada takdir, hingga bunuh diri. Masih ingatkah Anda pada tokoh-tokoh ternama, yang tega membunuh diri sendiri hanya karena sukses mereka terancam pudar ? Barangkali kisah yang saya adaptasi dari The Healing Stories karya GW Burns berikut ini, dapat memberikan inspirasi.

Alkisah, seorang lelaki keluar dari pekarangan rumahnya, berjalan tak tentu arah dengan rasa putus asa. Sudah cukup lama ia menganggur. Kondisi finansial keluarganya morat-marit. Sementara para tetangganya sibuk memenuhi rumah dengan barang-barang mewah, ia masih bergelut memikirkan cara memenuhi kebutuhan pokok keluarganya sandang dan pangan. Anak-anaknya sudah lama tak dibelikan pakaian, istrinya sering marah-marah karena tak dapat membeli barang-barang rumah tangga yang layak. Laki-laki itu sudah tak tahan dengan kondisi ini, dan ia tidak yakin bahwa perjalanannya kali inipun akan membawa keberuntungan, yakni mendapatkan pekerjaan. Ketika laki-laki itu tengah menyusuri jalanan sepi, tiba-tiba kakinya terantuk sesuatu. Karena merasa penasaran ia membungkuk dan mengambilnya. "Uh, hanya sebuah koin kuno yang sudah penyok-penyok," gerutunya kecewa. Meskipun begitu ia membawa koin itu ke sebuah bank.

"Sebaiknya koin ini Bapak bawa saja ke kolektor uang kuno," kata teller itu memberi saran.. Lelaki itupun mengikuti anjuran si teller, membawa koinnya kekolektor. Beruntung sekali, si kolektor menghargai koin itu senilai 30 dollar. Begitu senangnya, lelaki tersebut mulai memikirkan apa yang akan dia lakukan dengan rejeki nomplok ini. Ketika melewati sebuah toko perkakas, dilihatnya beberapa lembar kayu sedang diobral. Dia bisa membuatkan beberapa rak untuk istrinya karena istrinya pernah berkata mereka tak punya tempat untuk menyimpan jambangan dan stoples. Sesudah membeli kayu seharga 30 dollar, dia memanggul kayu tersebut dan beranjak pulang.

Di tengah perjalanan dia melewati bengkel seorang pembuat mebel. Mata pemilik bengkel sudah terlatih melihat kayu yang dipanggul lelaki itu. Kayunya indah, warnanya bagus, dan mutunya terkenal. Kebetulan pada waktu itu ada pesanan mebel. Dia menawarkan uang sejumlah 100 dollar kepada lelaki itu. Terlihat ragu-ragu di mata laki-laki itu, namun pengrajin itu meyakinkannya dan dapat menawarkannya mebel yang sudah jadi agar dipilih lelaki itu. Kebetulan di sana ada lemari yang pasti disukai istrinya. Dia menukar kayu tersebut dan meminjam sebuah gerobak untuk membawa lemari itu. Dia pun segera membawanya pulang.. Di tengah perjalanan dia melewati perumahan baru. Seorang wanita yang sedang mendekorasi rumah barunya melongok keluar jendela dan melihat lelaki itu mendorong gerobak berisi lemari yang indah. Si wanita terpikat dan menawar dengan harga 200 dollar. Ketika lelaki itu nampak ragu-ragu, si wanita menaikkan tawarannya menjadi 250 dollar. Lelaki itupun setuju. Kemudian mengembalikan gerobak ke pengrajin dan beranjak pulang. Di pintu desa dia berhenti sejenak dan ingin memastikan uang yang ia terima. Ia merogoh sakunya dan menghitung lembaran bernilai 250 dollar. Pada saat itu seorang perampok keluar dari semak-semak, mengacungkan belati, merampas uang itu, lalu kabur.

Istri si lelaki kebetulan melihat dan berlari mendekati suaminya seraya berkata, "Apa yang terjadi ? Engkau baik saja kan ? Apa yang diambil oleh perampok tadi ?

Lelaki itu mengangkat bahunya dan berkata, "Oh, bukan apa-apa. Hanya sebuah koin penyok yang kutemukan tadi pagi".

Memang, ada beragam cara menyikapi kehilangan. Semoga kita termasuk orang yang bijak menghadapi kehilangan dan sadar bahwa sukses hanyalah TITIPAN TUHAN. Benar kata orang bijak, manusia tak memiliki apa-apa kecuali pengalaman hidup. Bila Kita sadar kita tak pernah memiliki apapun, kenapa harus tenggelam dalam kepedihan yang berlebihan ?

Have a positive day !

Kekuatan terbesar yang mampu mengalahkan stress adalah kemampuan memilih pikiran yang tepat.
Kita akan menjadi lebih damai bila yang kita pikirkan adalah jalan keluar masalah

 


Oleh: Mario Teguh
Bussiness Efectiveness Consultant 

Minggu, 12 Juni 2011

Cinta & Kejujuran


Ada banyak apresiasi iman, ibadah dan cinta. Mungkin seorang beribadah dengan penghayatan ibadah sebagai pedagang, ia berkiblat kepada keuntungan. Ada penghayatan ibadah sebagai jalan pembebasan. Ada pengabdian yang semata-mata berangkat karena ingin mencintai, memberi, menikmati pengabdian yang hakiki dalam wujud ketundukan dan pengorbanan.


Suatu hari berlangsung diskusi antara empat orang tokoh: Rabi’ah Al Adawiyah, Sufyan Ats Tsauri, Syaqiq Al Balkhi dan Malik bin Dinar. Rabi’ah meminta mereka mendefinisikan kejujuran.
Sufyan Ats Tsauri :
“Tak jujur pengakuan (cinta) seseorang yang tak bersabar menahan pukulan tuannya.”
Syaqiq Al Balkhi :
“Tak jujur pengakuan seseorang yang tak bersyukur atas pukulan tuannya.”
Malik bin Dinar :
“Tak jujur pengakuan seseorang yang bernikmat-nikmat dipukul tuannya.”
Rabi’ah Al Adawiyah :
“Tak jujur pengakuan seseorang yang tak melupakan pukulan ketika menghadap tuannya.”


Demikianlah tingkat-tingkat kematangan manusia dalam kejujuran dan kepribadian mereka. Ada orang yang begitu sabar menahan derita hidup. Ada yang begitu tahan menerima derita da’wah. Dan ada yang begitu bersyukur bahkan menikmati derita tersebut sebagai karunia. Semuanya indah, terutama pada sang totalis (shahibut tajrid) yang tak menyadari derita, karena yang ada hanyalah DIA.


Banyak orang yang mengenal kejujuran yang belum beranjak dari kejujuran mulut, belum lagi ke hati, apalagi yang paling dalam. Mengapa engkau percaya pujian orang yang tak mengenal hakekat dirimu. Padahal engkau tahu dirimu tak berhak untuk hal tersebut. Suatu hari Rasulullah ditanya: “Mungkinkah seorang Muslim berzina?” Beliau menjawab “Ya, mungkin.” Mencuri? “Ya, mungkin.” Berdusta? “Tidak, demi Allah, dia tidak mungkin berdusta!” Barangsiapa berhati jujur tentulah tak akan mendustai hatinya yang tak pernah bisa didustai.


Dengan berbagai macam alasan, 80-an munafiqin kelas berat menghindari mobilisasi Tabuk. Saat Rasulullah SAW kembali dari perang yang Allah sendiri menyebutnya sebagai ”sa’atul ‘usrah” (saat-saat sulit), mereka telah menunggu di depan masjid dan menyambut kedatangan beliau dengan persiapan matang dan alasan yang memukau, tentang mengapa mereka tak ikut perang Tabuk. Ka’ab bin Malik seorang sahabat utama yang tak pernah absen dalam setiap pertempuran -kecuali Badar- mengajukan kalimat terang dan jujur sebagai pilihan terpahit dan mereka tak ingin membohongi Rasulullah SAW agar dapat dimaklumi dan dimaafkan. Kepadanya Rasulullah menyatakan: “Amma hadza faqad shadaq,” (Adapun orang ini, maka benarlah ia).




 
SUMBER:
Alm KH. Rahmat Abdullah (Allahu yarham), “WARISAN SANG MURABBI” Bab 6 Fitrah dan Kejujuran Cinta : Hlm.34-35.

Mengapa Harus Menangis?



Saudaraku…Kenapa harus menangis??
Bukankah jalan ini yang telah kau pilih, yang kau katakan akan kau lalui walaupun akan ada ujian, rintangan dan cobaan di dalamnya….jangan ada air mata…kalau kau hanya ingin menangisi kekalahanmu! seberapa besar semangat yang telah kau siapkan untuk terus menuju baris terdepan di jalan da’wah ini..padahal perjalanan ini masih begitu jauh dan tidak membutuhkan jiwa-jiwa lemah yang mudah menyerah…
saudaraku…kenapa harus menangis??
Kau bukanlah mujahid yang lemah…yang sering mengeluh dan mudah kecewa dengan apa yg terjadi…bukankah inilah tabiat jalan dakwah?? Yang akan selalu dilanda ghibah dan fitnah?? Kau masih ingat ketika Muhammad bin Abdullah Rasul kita yang mulia ketika difitnah sebagai tukang sihir?? Apakah kau juga masih ingat dengan Aisyah ra yang difitnah telah berzina?? Apakah juga kau masih ingat penderitaan para sahabat dijalan dakwah ini?? Lalu kenapa masih menangis??? Saat fitnah menderu wajah dakwah hari ini, bukankah fitnah-fitnah yang menerjang dakwah kita dahulu jauh lebih tragis dan menyakitkan?? Tidakkah kita malu untuk mengeluh, menangis, bahkan hengkang dari barisan ini, hanya karena fitnah dan tuduhan keji??
Saudaraku…kenapa harus menangis??
Bukankah kita ingin membangun bangunan dakwah yang tinggi dan kokoh? Dan bukankah jika semakin tinggi akan semakin banyak pula yang melihat dan memperhatikan bahkan berniat untuk menghancurkan? Lalu kenapa harus menangis? Jika banyak pihak luar yang berusaha merobohkannya, tidakkah sebaiknya kita berada di garda terdepan untuk menghalau semua makar yang ingin merobohkan bangunan dakwah kita?? Apakah kau menyesal telah membangun bangunan dakwah yang semakin tinggi dan megah?? Apakah kau menyesal jika hari ini bangunan dakwah kita telah terbuka dan nampak jelas karena ia semakin besar dan tinggi dan semua orang bisa melihat bahkan bisa masuk kedalamnya?? Apakah kau hanya ingin membangun pondasi saja untuk dakwah ini? Dimana pondasi takan ada yang melihat?? Lalu dimana manfaat dakwah? Dimana konsep rahmatan lil ‘alamin, jika hanya membangun pondasi tanpa membangun rumah dakwahnya. Bagaimana obyek dakwah bisa masuk kedalam rumah dakwah ini, jika hanya pondasi tanpa bangunannya? Bukankah yang kita inginkan adalah sebanyak mungkin orang bisa masuk kedalam rumah dakwah kita?? Apakah kau ingin sholeh sendiri Saudaraku…?? jika kau ingin sholeh sendiri, kau ibarat bunga yang mekar namun tak menebar keharumannya…percuma!
Saudaraku…kenapa harus menangis??
Jika ada penghuni rumah dakwah ini harus keluar? Bukankah sebaiknya kau bersyukur, karena kau masih Allah tetapkan untuk tetap bersama dalam rumah dakwah ini?? Bukankah sebaiknya kau bersyukur, pergi satu datang seribu?? Bukankah engkau juga tahu, sejak panji dakwah ini dikibarkan pada zaman Rasulullah tercinta, banyak yang hengkang dan membangkang serta banyak para pembawa berita dusta? Adalah Ubaidillah bin Jahsy. Kader generasi awal yang menyempal. Bukan kader biasa, ia hidup di bawah dakwah Rasulullah. Bertemu langsung dengan penutup para Nabi. Mendapatkan ajaran dari beliau. Bahkan merasakan pahit getirnya mempertahankan Islam di Makkah, bahkan berpisah dari tanah air menuju negeri seberang. Murtad!!Adalah Abdullah bin Ubay yang gemar membawa berita dusta pada kaum Muslimin, yang sering mempengaruhi keyakinan jama’ah muslimin. Adalah Ustadz Ahmad As-Sukari sang masaikh dakwah di zaman ini yang juga hengkang pada zaman imam syahid Hasan Al-Banna. Bukankah mereka orang-orang hebat saudaraku??? Mereka berguguran seperti ranting yang jatuh dari pohonnya yang besar. Musuh-musuh dakwah ini mengira, dengan mengambil salah satu ranting yang jatuh, akan merobohkan pohonny yang besar. Namun yang terjadi adalah, ranting itu semakin kering tanpa ruh kehidupan, sedangkan pohon dakwah ini terus tumbuh semakin tinggi dan besar.
Saudaraku…kenapa harus menangis??
Jika jalan ini terlalu sukar, jika beban ini terlalu berat. Memang begitulah dakwah! Kau berharap semua berjalan dengan tenang, senang, tanpa gangguan, tanpa cercaan, tanpa makar, tanpa fitnah…?? saudaraku..kau ibarat mengharapkan kehadiran rembulan di tengah siang..mustahil!
Kenapa harus menangis??
Jika kini wajah dahwah kita seolah tertampar dengan berbagai isu yang terus berkembang dan memojokkan dakwah kita.. jika kini, keluarga dan masyarakat dilingkungan kita ikut terbawa arus media yang tak henti mengabarkan berita dusta. Tak perlu kau menangis dan kecewa, Karena mereka tak faham sama sekali saudaraku, mereka hanya mendengar dan wajar mereka percaya, karena mereka tak memiliki kematangan fikroh, kekuatan ruhiyah, kelapangan ukhuwah, sedangkan kau?? Bagaimana mungkin engkau menangis karena berita dusta yang melanda dakwah yang tersebar lewat media? Dimana nilai-nilai tarbiyah selama ini kau letakkan, jika kabar media begitu kau percaya dari pada saudaramu sendiri? Lalu apa bedanya kau dengan masyarakat yang tak tertarbiyah. Wajar mereka terbawa media tapi kau??? Bukankah seharusnya ini akan menambah keyakinanmu akan kebenaran jalan ini, yang takan pernah sepi dari gangguan dan cobaan?
Kenapa harus menangis saudaraku…
Kalau ternyata masih tersisa banyak harapan untuk meraih kemenangan abadi kelak…masih banyak ladang amal kebaikan yang terhampar dibuminya yang indah.. masih banyak jiwa-jiwa perkasa yang tak henti meneriakan kalimatullah..masih banyak jiwa-jiwa perindu ar-Royan yang tetap ikhlas beramal di kafilah dakwah, masih banyak saudara-saudara kita disini yang terus berbuat dengan keikhlasannya untuk ummat.. masih banyak saudara-saudara kita yang berlomba meringankan beban ummat di area bencana, bahkan mereka ikhlas membantu meringankan beban ummat sampai fukushima..tetaplah menjadi bagian dari dakwah ini saudaraku…jika mereka ada salah, itulah membuktikan mereka manusia bukan malaikat tanpa salah dan dosa..apakah kau seperti malaikat tanpa khilaf???
Jangan menangis saudaraku…
Mari kembali kita satukan langkah, kita kuatkan tekad, kita kepalkan tangan dan kita teriakkan takbir sekencang-kencangnya, agar bergetar sealam raya, agar bergetar jiwa-jiwa mukmin karena asma-Nya, agar bergetar musuh-musuh dakwah ini karena ketakutannya…mari kita kumpulkan energI, kita genggam tangan kanan kita, kita bakar semangat kita dalam dada, kita gentarkan musuh-musuh kita dan kita takbir bersama sekeras-kerasnya..ALLAHU AKBAR…………!!!!
“tangan bergenggam tangan…
Saksikanlah janji kami…
Untuk teguh dalam barisan…
Untuk maju atau hancur bersama…”



 SUMBER:
islamedia

Rahasia Terindah


Denting waktu beranjak pergi
berbisik dalam kesunyian
indahnya langit malam
tanpa bulan berbintang
tak seindah kata hati
beranjak,,,

ku temui, dapati bahagia berseri
sandiwara pun bermulai indah
sajak-sajak dan syair-syair pun
menghiasi malam itu, sunyi sepi
khawatir menyerang,,,oh Tuhan
biarkan diri ini berlari kepada-Mu
meniti jejak sang pembimbing hati
hanya pada-Mu ku ikhlaskan diri.
sendiri,,

Hijab Berhijab


Terukir pesona mu dikala itu
tanpa pandang mata, terbalur kain
megahnya iman mutiara disisi
tersolek lembut air terpancar
rupa memancar keimanan
tabiat kehambaan kalam-Nya
tatapan kedepan biarkan yang lain
jaga hijab berhijab mu dunia mu
tiada kata hati, rasa merasa kasih
sikap tutur lembayu tersapa
kalam mu, ilmu mu, sapa mu
kepribadian mu itu
kesempurnaan dalam cermin
mohon do'a kepada-Nya...Aamin

Titik


Ya Allah,senja malam menggulung
fajar mendayung lembayung
tersimpuh,malu kesungguhan
titik penghancur cermin,karna ku

Ya Allah,bermunajat dalam gua
hening,tiada apa siapa bicara
menoreh kala senja mendayu-dayu
tirai-tirai tertutup, takut tiada kunci

Ya Allah,kembalikan lah cermin-Mu
meski titik hitam penghancur
terbaring ku kepada-Mu pasrah
tanpa berputus kebulatan membulat
hanya Engkau tempat bermunajat.

Sabtu, 11 Juni 2011

Mutiara Cinta


Menjadi mutiaralah meski itu tak mudah..

Sebab, 
ia berada di dasar samudra yg dalam..

Sebab,
 ia begitu sulit di jangkau oleh tangan-tangan manusia,

Sebab,
 ia begitu berharga begitu indah dipandang mata,

Sebab,
 ia tetap bersinar meski tenggelam di kubangan yang hitam..

Gabah Yang Hilang


Menari melati pagi yang sepi

bertajuk hati merindu yang hakiki

melambai jemari hingga senja pergi

berirama nada-nada sang raja hati

bermekar kain-kain sang penari

teringat kalam-kalam ditinggali

panggung kehidupan kian terganti

lisan berlisan tutur tasbih alam yang alami

senja disore hari, fajar dibasahi

lisan, jiwa, hati terbasuh dzikir terhayati

hanya untuk Illahi Robby,,

pergi untuk kembali

Kamis, 09 Juni 2011

Mahligai Persahabatan



Wahai Orang asing,,,
menjelajahi tapak-tapak kewajiban
terlapang luas persahabatan, tak kenal
namun, kuat di ingatan tanpa terhapus
terukir kapas-kapas putih nan suci
lembut tersapa, indah merekah senyuman itu
hati terjawab salam sapa,,,begitu santun
waktu berlalu jauh,,,terbawa angin kembali
dalam sebuah hidayah tiada dua
jemari terhitung tanpa terlewati
lembaran-lembaran kisah bersejarah
terikat hati bertali berhiaskan mawar merah
melati bersajak syair,,,dikala fajar menafsir
terang,,,,mewangi semerbak sakura yang mekar
bukit-bukit didaki tanpa letih
berjalan kebersamaan dalam kalimah-Nya
semua apa adanya tanpa tersisa
jika hitamnya hitam tinta lukisan ku
biarkan gelombang samudra menghapusnya
aku, diri ini sepi sendiri menyendiri
bak pepohonan rindang melentang
kini,,,
kau hadir dengan doa dan harapan...
do'a cinta untuk mu...
Mahligai Kebahagiaan,,,,

Terus Berkarya Karena Cinta


Karena Sebutir Debu
jgn sampai Tatapan Matamu Terganggu

apa lagi Hati pun Menggerutu

...Karena Secucuk Duri
jgnlah Langkah Kakimu Terhenti

shingga Bibirmu pun Mencaci maki

Dakwah yang Kau Tapaki ini
Jalannya Berhias Onak Dan Duri
Dan Segala Yang Kau Benci

Cukuplah Allah
Bagimu

Dan Segenap Saudaramu
Menjadi PIlar-Pilar Hatimu

Karena Diluar Dakwah
Tiada Nikmat Dan Berkah

Tiada Pula IKatan Ukhuwah

Yakinlah sahabat
Meski Bermula Kepayahan... insya Allah Pasti Berujung Kenikmatan...


Hakikat Cinta


Sahabat, adakah rasa cinta itu

rasa yang mematikan rasa

rasa perasa yang menggoda

kiasan rasa yang tak berdaya

mendekat kepada yang Maha Merasa

hilang, pergi, tiada kata-kata dari-Nya

alam sekitar mengukir Kalam-Nya

ini kah cintamu, cintaku dan Cinta-Nya

dimanakah kau letakkan,,,

takut sangat menakutkan sahabat...
cinta hanya kata-kata,,,cinta-Nya cinta

itukah letaknya,,,
Hati yang berdzikirlah tempat Cinta-Nya.